in

Ayah Nabi Ibrahim adalah Orang Kafir? | by Wiji Al Jawi


Wiji Al Jawi

Al Qur’an telah menjelaskan bahwa ayah Nabi Ibrahim alaihis salam adalah penyembah berhala.

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, ”Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

(QS. Al An’aam: 74)

Hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam juga menyebutkan kekafiran ayah Nabi Ibrahim.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ آزَرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَى وَجْهِ آزَرَ قَتَرَةٌ وَغَبَرَةٌ

Nabi Ibrahim alaihis salam bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari kiamat. Dan wajah Azar diliputi debu hitam.

Lalu Ibrahim berkata kepada bapaknya:

أَلَمْ أَقُلْ لَكَ لَا تَعْصِنِي

“Bukankah aku sudah katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?”

Bapaknya berkata:

فَالْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ

“Hari ini aku tidak akan menentangmu.”

Kemudian Ibrahim berkata:

يَا رَبِّ إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَنْ لَا تُخْزِيَنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ فَأَيُّ خِزْيٍ أَخْزَى مِنْ أَبِي الْأَبْعَدِ

“Wahai Rabb, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan bapakku yang jauh dariku?”

Allah Ta’ala berfirman:

إِنِّي حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir”.

(HR. Bukhari no. 3101 versi aplikasi Lidwa, no. 3350 versi Fathul Bari)

Namun, sebagian kalangan menolak status kafir dari ayah Nabi Ibrahim. Mereka menganggap Azar adalah paman Nabi Ibrahim, bukan ayahnya.

Mereka berpegang pada Sumber Israiliyat (Alkitab) yang menyebutkan ayah Nabi Ibrahim (Abram) bernama Terah.

“Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, dan Haran memperanakkan Lot.” (Kitab Kejadian 11:27)

Terah adalah Gelar

Kitab Kejadian 11:28 menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim berasal dari kota Ur, Mesopotamia Selatan.

Kitab Kejadian 14:1 kemudian menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim hidup di masa Amrafel menjadi raja Sinear (Mesopotamia Selatan).

David Rohl dalam bukunya, “The Lords of Avaris” (2010:294), menyatakan bahwa Amrafel adalah Amar-Sin, Raja kota Ur yang bertahta sekira abad ke-20 atau 19 SM.

Berdasarkan temuan artefak arkeologis, kota Ur di masa itu merupakan kota suci bagi penyembah dewa bulan, Sin.

Amar-Sin adalah gelar bagi Amrafel karena dirinya mengklaim sebagai titisan dewa bulan, Sin.

Azar, ayah Nabi Ibrahim, merupakan pemuka agama penyembah dewa bulan dan memiliki gelar yang berhubungan dengan kata bulan. Alkitab mencatat gelar tersebut menggunakan bahasa Ibrani.

Kata “Terah” sendiri dalam bahasa Ibrani memiliki hubungan dengan akar kata יָרֵחַ (y-r-h) yang berarti bulan. Sehingga Terah adalah gelar bagi Azar, ayah Nabi Ibrahim.

Iman Tidak Diwariskan

Terah dalam Alkitab adalah orang yang sama dengan Azar dalam Al Qur’an. Alkitab bahkan menyebut Terah beribadah kepada tuhan yang lain (Yosua 24:2).

Kekafiran ayah Nabi Ibrahim menunjukkan bahwa iman tidaklah diwariskan melalui nasab atau keturunan. Sebagaimana Nabi Nuh alaihis salam pun memiliki seorang anak yang kafir (QS. Huud: 42–43).

Demikian pula halnya dengan orang tua Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam.

Dari Anas bin Malik bahwa seorang laki-laki bertanya,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِي

“Wahai Rasulullah, di manakah bapakku?”

Beliau menjawab,

فِي النَّارِ

“Dia di dalam neraka.”

Ketika laki-laki tersebut berlalu pergi, maka beliau memanggilnya seraya berkata:

إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ

“Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di dalam neraka.”

(HR. Muslim no. 302 versi aplikasi Lidwa, no. 203 versi Syarh Shahih Muslim)

Oleh karena itu, orang tua yang beriman tidak boleh lalai membimbing anaknya untuk selalu menjaga keimanan.

Anak yang memiliki orang tua jahat pun tidak boleh menganggap dirinya jauh dari kebenaran. Karena orang-orang shalih, termasuk Nabi, juga dapat berasal dari orang tua kafir.

Wallahu a’lam


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings